Rabu, 26 Maret 2008

Kompleksitas pertama Rumi

Ini pertama kali rumi mengalami reading complexity....

Rumi itu selalu cenderung mengklasifikasikan seluruh isi dunia dengan klasifikasi yang tajam dan jelas.
Antara BAIK dan BURUK. Antara BENAR dan SALAH.
Dan untuk itu maka setiap saat dia akan sibuk untuk menentukan -dengan berbagai cara dan media- untuk memasukkan segala hal yang dia temui kedalam klasifikasinya tersebut.

Demikian juga kali ini. Tidak lama setelah selesai dengan eforianya menerima kado, mengutak-utik sebentar mainannya, dan mulai melahap bacaannya, Rumi mulai melakukan rutinitas dramatisasi nya saat ada bacaan baru. Inilah beberapa contoh dramatisasi dari bacaan2 sebelumnya;

  • selesai baca kapten bandung dia suka mengumpat "anjrit...!" meniru umpatan kapten Joni Hunter (polisi yang gadungan itu) walopun dengan sembunyi2 dan atau diiringi dengan berbagai excuse.
  • masih kapten Bandung, Rumi suka sekali berbagai frase Sunda. Kalo diajak ibunya ke pasar, Rumi akan jawab "Hayo atuh...", kalo nanya sesuatu dia akan bilang "naon iyeu'..?"
  • Setelah baca Avatar, dia kalo dipanggil, atau maju ke depan kelas, maka dia akan berlari dengan dada diangkat dan dibusungkan ke depan, dengan dua tangan ditekuk dan diayun2kan, sambil berbunyi terengah2 "hosh..hosh..hosh..!!" menirukan gaya larinya Sakka..
  • Rumi itu gak pernah bilang DOR untuk suara tembakan, tapi selalu bilang BENG dari (bang) dan RATTATATATAT... untuk suara tembakan senjata otomatis, seperti yang ada dikomik marvel..
  • sekarang2 ini kalo ada apa2 yang menakjubkan, dia akan bilang "Mein Got...." menirukan ucapan opsir Jerman yang pertama kali melihat jumlah kapal sekutu yang datang untuk menginvasi pantai..
Nah, bukannya dramatisasi itu yang akan saya cerita, tapi hal baru, hal menakjubkan, hal luar biasa yang dia alami saat selesai baca Robin Hood dan Komik PD II. Saya bilang luar biasa karena dia mengalami complexity pertama ini diumur 6 tahun lewat 1 hari. ..... di usia yang demikian dini.
Bagi saya ini adalah akil balikh dari iqra'.... Ejekulasi pertama dari proses membaca... Katekisasi dan pembaptisan setiap pembaca yang akan dilakukan oleh buku2 yang dipilih atau memilihnya. Dan sebagaimana God Father, maka Book Father ini pun harus diingat, disimpan, dan dicatat sebagai buku yang merupakan gerbang peralihan level membaca dari setiap orang.
-bagi saya- Ada batasan yang jelas antara buku2 yang kita baca sebelum dan setelah moment penting ini. Dan setelahnya, anda boleh membaca buku secanggih apapun, anda boleh tau magnus opus dari siapapun.... tapi tetap tidak akan lebih penting dari buku pertama yang seperti yang saya bahas tadi.

Pulang kerja, saya disambut dengan pertanyaan Rumi;

"Yah..., Robin Hood itu Jahat atau Baik sih...? Kok dia mencuri dan merampas barang dari orang Kaya, tapi kemudian di berikan kepada orang miskin...?"

"Yah....., Sekutu itu penjahat atau orang baik..? Jadi yang penjahatnya itu Jerman yang seragamnya hitam atau sekutu yang seragamnya ijo...?

Nyesssssssss......!!!!
Kalau saya bisa dan layak, maka saya akan lari dan teriak2 ke sekeliling komplek untuk merayakan nya....
Anakku... Rumi... mengalami reading complexity....
Perasaan saya melangit....!!!
Dulu saya selalu cemas bagaimana mengajari Rumi membaca, dan di usia 3 tahun, tiba2 dia membaca semua bacaan yang ada di depan matanya.
Saya cemas bagaimana Rumi akan bisa bersepeda roda dua... dan dia menuntaskannya dengan cantik...
Dan sekarang, Rumi memberi saya pertanyaan yang tidak perlu saya jawab, Rumi memberi saya icon dari suatu hal yang -saya yakin- akan dibawa2 di benaknya, dan dikejar dan dicari jawabannya seumur hidupnya, dan -saya yakin lagi- dia gak akan tersesat di rimba pertanyaan itu karena dia akan terus maju menuju sesuatu dan tidak pernah berhenti di titik manapun.

Nak, selamat ya...
Seperti yang sudah ayah duga, kamu -seperti anak2 lainnya- memang hebat...
Ahmad Wahib mengalaminya dan mencatat di buku hariannya "Ya Allah, aku mengingatmu bukan hanya disaat aku senang, tapi aku bertanya dan meragukanmu juga diwaktu yang sangat tidak menentu. Dengan begitu, aku harap cintaku kepadamu akan selalu subur dan semi"..
Descartes ; "De omnibus dubitandum -segala sesuatu harus diragukan-"
Socrates ; "Ibi est Verum -dimana kau kebenaran-"

Son, You will be a great one, in your own way...