Senin, 12 Maret 2012

broadcast yang melecehkan agama

Memasuki puasa bulan Ramadhan, banyak kita terima BBM plesetan hadist atau ayat Quran. Beberapa contohnya yg saya ingat ;

"Barang siapa yang sebelum berbuka masih berada di jalan, maka sungguh dia akan menghadapi kemacetan" (HR Rasuda Said)

"Barang siapa menjalani malam2 puasa dengan tidak tidur dan tidak mengerjakan amalan2 sholeh, itu adalah orang2 yang begadang tiada artinya" (HR Irama)

"Berpuasalah maka kamu akan lapar" (As-syarapan ayat 1)

Dan masih ada beberapa lagi yang lain yg tidak saya ingat.
Sebenarnya bukan barang yang baru plesetan seperti ini. Metode dan gaya bahasa dan modus operandi mlesetnya pun nyaris tak berubah dari plesetan jadul dulu spt ;

"Wahai orang2 yang beriman, yg nggak beriman nggak hai ! "

atau "Barang siapa yang burungnya berdiri sewaktu sholat, maka sholatnya tidak sah"

atau "Barang siapa yg terburu-buru mandi disaat sebelum subuh di bulan Ramadhan, maka sungguh dia termasuk orang yang habis begituan"

Hanya mungkin dulu penyebarannya agak terbatas karena hanya lewat milis atau sms yang terbatas karena perlu usaha dan biaya untuk meneruskannya. Tapi sekarang lewat (BBM) siapapun hanya dg beberapa kali pencat pencet akan dapat mengirimkannya ke semua yg ada di daftar kontak nya. Tanpa alat dan biaya tambahan apapun.

Pada dasarnya saya pribadi memang tidak suka menerima BBM karena sifatnya yang dangkal, tidak valid, sok penting, sotoy, hiperbolik dan sering berisi berita hoax yg tenntu saja tidak bisa dipertanggung jawabkan. Coba saja mulai dari bea siswa yg ternyata tdk bisa dihubungi sama sekali contact numbernya , info operasi katarak gratis yg waktu ditelpon malah kebingungan krn sama sekali tdk ada rencana kegiatan tsb di RS tsb, pengumuman dari RIM utk membroadcast ulang pesan RIM tsb utk membuktikan bahwa PIN kita valid, orang yg mati karena minum obat dengan air es sampai info kerusuhan di Slipi yg sama sekali tdk benar. Dengan mengesampingkan beberapa informasi valid dan penting yg tersebar dr BBM, kebanyakan perputaran data dan informasi dr BBM adalah perputaran informasi dan data sampah. Dengan demikian maka upaya copas dan mem BBM ulang adalah penyebarluasan sampah. Karena tidak suka menerima maka sayapun berusaha konsekwen dg tidak suka pula mengirim BBM.

Sebab lain yg membuat saya tidak meneruskan BBM seperti itu adalah karena memang -bagi saya- hal spt itu nggak lucu. Atau paling nggak, lucunya itu tidak genuine dan personal dari kita. Jadi saya tidak akan menurunkan maqam lucu saya sendiri dg berpartisipasi dalam rantai bbm itu.

Lalu sebagaimana jamaknya setiap hal, bbm plesetan tsb pasti ada yg menikmati dan ada yg tidak. Ada yg setuju dan ada pula yg tidak. Menjadi menarik kemudian ketika ketidak setujuan akan bbm itu di ekspresikan sebagai pelecehan agama,benarkah agama yang dilecehkan? atau mereka sedang melecehkan diri mereka sendiri sebagai pembuat -dan apa lagi- penyebar bbm semacam itu ?

1 komentar:

  1. tulisan yang tertahan sebagai draft selama beberapa bulan dari Ramadhan hingga hampir Ramadhan lagi.

    BalasHapus