Jumat, 13 Februari 2009

antara Rumi, Yahudi & Islam (from The Notes nya ibuk)


Seperti biasa, sore itu kami memeriksa isi tas sekolah Rumi, anak laki-laki kami yang baru duduk di kelas 1 SD.

Memeriksa apakah tulisannya yang selalu besar-besar dan belepotan itu sudah semakin kecil dan rapi. Melihat-lihat, kiranya cerita komik apa yang dicoretkannya di bawah tugas menyalis surat-surat pendek yang dikerjakan di sekolah siang tadi?

Biasanya selalu ada sepotong sederhana komik yang digambarnya setelah mengerjakan tugas yang diberikan guru Al-Qur'an yang juga guru favorit-nya.Kadang tentang bermain layang-layang. Kadang tentang balapan motor di hutan. Seringkali cerita dua robot yang sedang bertempur. Kadang juga cerita tentang roket Palestina melawan tank Israel, lengkap dengan bendera-bendera dan gambar orang yang terkapar.


Sore ini, rupanya ada pembagian lembar tugas yang telah dikerjakan di sekolah selama sebulan terakhir. Semua mata pelajaran, mulai Math, IPA, IPS, PAI, Bahasa Indonesia juga Bahasa Inggris.

Lembar demi lembar, tampaknya kesulitan yang dihadapi anak kami masih yang itu-itu juga, menulis huruf tegak sambung dengan rapi :-))


Hingga pada lembar tugas Bahasa Indonesia..

Perintah yang tertulis di bagian atas lembar tugas itu sederhana saja. "Nak, tuliskan 2 macam keinginanmu dan alasannya"


Rumi menulis :

1. Keinginanku main bola, alasannya karena seru, menyehatkan dan bisa jadi kiper

2. Keinginanku Yahudi dan Islam damai, alasannya karena Yahudi membiarkan umat Islam terbunuh


Rumi.. Rumi..Ketika temannya menginginkan komputer baru agar bisa main game, ingin bisa menyelam, ingin tulisannya lebih bagus agar bisa dibaca, ingin menjadi atlet internasional.. anakku ingin Yahudi dan Islam berdamai.


Kita tak pernah bisa menduga, sedalam apa trauma perasaan seorang kanak-kanak atas peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Air mata dan darah anak-anak Gaza-Palestina yang lebih dari sebulan memenuhi layar televisi dan headline koran, telah melukai hati anak yang berada ribuan kilometer jauhnya dari Gaza.

Gambar-gambar dan dialog di buku komik Joe Sacco berpengaruh terlalu dalam dalam benaknya. Hingga perdamaian Yahudi dan Israel telah menjadi 1 dari 2 hal yang paling diinginkannya saat ini.

Perasaan dan keinginan Rumi, mungkin juga menjadi keinginan ribuan anak-anak di Palestina yang terluka, yang kehilangan ayah dan ibunya, yang dihancurkan rumahnya. Keinginan Rumi mungkin juga keinginan ratusan ribu anak-anak di Amerika yang menanti dengan cemas kepulangan ayah atau ibu mereka dari medan tempur Irak dan Afganistan. Keinginan Rumi mungkin mewakili suara hati jutaan anak-anak korban konflik yang terus terjadi di seluruh penjuru dunia.

Suara yang menjerit putus asa melihat keegoisan pemimpin-pemimpin dunia dan pemegang tampuk kuasa.

Wahai penebar teror.. wahai engkau yang mengobarkan peperangan? Tidakkah kalian malu atas tindakan kalian?!


Diposkan oleh Ibuk-nya Rumi di 8:13 PM