tulisan Amang Mula tentang blog nya; "ha..ha.. menarik sekali Amang.." Tentang Anjing Yang Senang Mengencingi Ban Mobil, Blog Ini, dan Saya Sudah lama saya memperhatikan tingkah laku anjing terhadap mobil yang sedang diparkir. Kalau ada mobil sedang diparkir, dan di sekitar mobil itu ada anjing yang berkeliaran, maka anjing tersebut pasti selalu akan mendekat ke salah satu ban, mengendus-endus, lalu—hup—mengangkat salah satu kaki belakangnya, dan mulai mengencingi ban. Tadinya saya berpikir bahwa anjing tergoda untuk mengencingi ban karena ada kehangatan atau bau tertentu yang memancar dari sana. Tapi setelah berpikir lebih lama datanglah jawaban lain di kepala saya. Boleh jadi anjing sedang memanfaatkan sebuah teknologi baru dalam mengkomunikasikan pesan-pesan kekuasaan, birahi dsb. kepada anjing-anjing lain di luar sana. Boleh jadi, anjing adalah makhluk yang cerdas dan kreatif. Daripada ia berlelah-lelah berlari di seantero kampung—mengencingi tiang listrik, pot tanaman, tembok jembatan dsb—maka ia cukup mengencingi sebuah obyek lalu memanfaatkan teknologi. Dengan mengencingi sebuah ban mobil, maka kelak, kalau mobil berjalan, pesan-pesan yang disampaikannya akan menyebar ke mana-mana. Tidak saja di seantero kampung, tapi juga di seantero kota. Eksistensinya akan dirasakan oleh anjing-anjing lain dalam lingkup wilayah yang lebih luas. Kemudian saya berpikir-pikir lagi: Inovasi ban terhadap anjing sebenarnya tak jauh berbeda dengan inovasi internet (terutama blog) terhadap saya. Daripada petentang-petenteng di seantero kampung untuk menyatakan eksistensi, dengan risiko, bisa ditempeleng orang, maka kini saya saya cukup memanfaatkan teknologi komputer. Memang, saya bukan anjing. Tak perlulah saya mengangkat salah satu kaki saya dan mengangkangi komputer. Dan tak perlu jugalah saya mengkomunikasikan pesan-pesan kekuasaan dan birahi ke dunia luar sana. (Saya bisa ditempeleng orang). Tapi saya bisa menekan tuts komputer—klik, klik, klik—dan menyampaikan pesan-pesan yang lebih beradab sesuai dengan kodrat saya. Itulah tujuan dari blog. Dia adalah sarana saya untuk menyampaikan pikiran dan perasaan tentang berbagai hal yang saya lihat dan alami di kehidupan ini kepada orang-orang di luar sana. Dan karena saya manusia, bukan anjing, maka tujuan saya "mengencingi" blog tentu saja bukan untuk membuat "jantan- jantan" lain di luar sana menyingkir dari saya, atau "betina-betina" lain di luar sana tunduk pada keinginan saya. (Memangnya saya ini siapa?) Tujuan saya yang pertama ialah ingin berbagai hal-hal yang mengganggu pikiran dan perasaan. Dan di negara porak-poranda yang bernama Indonesia ini banyak sekali hal yang mengganggu pikiran dan perasaan. Dengan menuangkan berbagai hal yang mengganggu pikiran dan perasaan, ketimbang hanya memendamnya sendiri, serta membaginya dengan orang lain, maka paling-tidak saya bisa memelihara kewarasan jiwa saya. Tujuan saya yang kedua ialah mencari kawan. Setelah membaca pikiran dan kegelisahan saya ini, maka saya berharap ada orang di luar sana yang mau memberi tanggapan, berdiskusi dan akhirnya membina perkawanan. Dan tujuan yang ketiga ialah membangun makam di dunia maya. Beberapa waktu yang lalu saya mendampingi seorang teman untuk menziarahi makam kekasihnya yang telah meninggal beberapa tahun lalu. "Ini hari ulang tahunnya. Tak enak kalau saya tak berziarah," kata teman saya. Tapi perjalanan berziarah ke sebuah makam di Jakarta ternyata bukanlah sebuah pengalaman yang menyenangkan. Dari mulai pinggir jalan hingga ke makam kita berhadapan dengan aneka tukang palak.Dan belum lagi, kalau musim penghujan, makam penuh dengan lumpur dan nyaris tak bisa dilalui. Saya pikir, kalau nanti saya mati, saya tak mau membuat orang merasa terbeban dan repot. Saya mau dikremasi saja dan—whush—abu jenazah saya silakan dibuang. Kalau para kekasih hati saya ingin menziarahi makam saya maka mereka tak perlu berurusan dengan para tukang palak dan lumpur yang tebal. Dari meja tulisnya masing-masing, dimana pun mereka berada, mereka cukup melakukan ziarah dengan sekali klik dan tiba di makam saya, yaitu blog ini[]. Mula Harahap.. Beni SutRisno "happiness is an option. you can live in it every day" Sent not from my BlackBerry® powered not by Sinyal Kuat INDOSAT |